ARTIKEL, TAK ADA KESUKSESAN TANPA KESABARAN
Rabu, 09 Maret 2016
0
komentar
TAK ADA KESUKSESAN TANPA KESABARAN
Oleh: Arifin, S.H.I
Kesuksesan merupakan cita-cita terbesar
bagi setiap insan. Tidak ada manusia melainkan mereka ingin sukses.
Lantas apa kunci kesuksesan? Tidak lain dan tidak bukan kesabaran adalah
kunci terbesar seseorang meraih kesuksesan, baik kesuksesan dunia
maupun akhirat.
Alloh subhanahu wa ta’ala anugerahkan
kepada orang-orang yang beriman sifat kesabaran. Inilah modal besar
kesuksesan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Rosululloh sholallohu alaihi wasallam bersabda:
“Sangat mengagumkan kondisi orang mukmin, sebab segala keadaannya untuk dia sangat baik dan tidak mungkin terjadi yang demikian kecuali bagi seorang mukmin: jika mendapat nikmat ia bersyukur, maka syukurnya itu lebih baik baginya dan jikalau menderita kesusahan ia bersabar dan sabar itu lebih baik baginya”. (HR Muslim)
Kisah Ashabul Ukhdud dapat
menjadi pelajaran bagi kita, karena kesabaran mereka memegang prinsip
dan keyakinan yaitu beriman kepada Alloh Yang Maha Esa. Kisah ini
diabadikan di dalam surat al-Buruj yang senantiasa dibaca oleh orang
beriman hingga akhir zaman. Mereka diuji dengan cobaan dahsyat sampai
akhirnya mereka dimasukkan ke dalam api yang berkobar, sehingga ada
riwayat yang menceritakan bahwa seorang ibu tidak tega melihat anaknya
yang masih bayi untuk ikut masuk kedalam api, lalu terjadi suatu
keajaiban, anaknya yang bayi tersebut dapat bicara dengan mengatakan,
“Wahai ibu bersabarlah sesungguhnya engkau berada dalam kebenaran.”
Karena kesabaran mereka dalam memegang prinsip kebenaran, maka Alloh ta’ala balas mereka dengan surga yang di bawahnya terdapat sungai-sungai yang mengalir.
Kisah ibunda Anas bin Malik rodhiallohu anhu, Ummu Sulaim rodhiallohu anha
menjadi motivasi kesabaran menghadapi kematian sang buah hati.
Disebutkan bahwa buah hati tercintanya mengalami sakit. Kemudian
sakitnya bertambah parah hingga akhirnya meninggal dunia.
Ummu Sulaim rodhiallohu anha berkata
kepada sanak keluarganya, “Jangan sekali-kali kalian memberitahukan
perihal anak ini pada Abu Tholhah (suamiku) sampai aku sendiri yang
memberitahunya.”
Sekembalinya Abu Tholhah rodhiallohu anhu,
alhamdulillah, air mata kesedihan Ummu Sulaim telah mengering. Ia
menyambut kedatangan suaminya dengan hangat. Sang suami bertanya,
“Bagaimana keadaan putraku sekarang?” “Dia lebih tenang dari biasanya.”
Jawab Ummu Sulaim rodhiallohu anha dengan wajar. Abu Tholhah
merasa begitu letih hingga tak ada keinginan menengok putranya. Namun
hatinya turut berbunga-bunga mengira putranya dalam keadaan sehat. Ummu
Sulaim pun menjamu suaminya dengan hidangan malam yang istimewa dan
berdandan serta berhias dengan wangi-wangian, membuat Abu Tholhah rodhiallohu anhu tertarik dan mengajaknya tidur bersama. Setelah Abu Tholhah menggauli istrinya dan merasa puas, Ummu Sulaim rodhiallohu anha bertanya,
“Wahai Abu Tholhah apa pendapatmu bila ada seseorang meminjamkan barang
kepada tetangganya lantas ia meminta kembali barang tersebut. Pantaskan
jika si peminjam enggan mengembalikannya?” “Tidak,” jawab Abu Tholhah.
Ummu Sulaim berkata, “Sesungguhnya anakmu, fulan, adalah pinjaman dari
Alloh dan Dia telah mengambilnya.”Abu Tholhah beristirja (mengucapkan:
Innaa lillaahi wa innaaa ilaih rooji’uun) dan memuji Alloh seraya
mengatakan, “Demi Alloh, aku tidak membiarkanmu mengalahkanku dalam
kesabaran.”
Pagi-pagi buta sebelum cahaya matahari kelihatan penuh, Abu Tholhah menjumpai Rosululloh sholallohu alaihi wasallam dan menceritakan kejadian itu. Rosululloh sholallohu alaihi wasallam pun bertanya, ‘Apakah semalam kalian bercampur?’ Abu Tholhah rodhiallohu anhu menjawab, ‘Ya.’ Nabi sholallohu alaihi wasallam berdoa, “Ya Alloh, berilah keberkahan pada mereka berdua.”
Rupanya, Alloh mengabulkan doa Nabi-Nya
dan menakdirkan anak dari hubungan keluarga Ummu Sulaim tersebut.
Beberapa bulan kemudian sang anak tersebut lahir dan diberi nama
Abdulloh oleh Rosululloh sholallohu alaihi wasallam. Dan
barokahnya ternyata tak hanya sampai di situ. Kelak di kemudian hari,
Abdulloh memiliki sembilan orang putra yang semuanya penghafal
al-Qur’an.
Saudaraku… Dua kisah di atas sungguh
mengagumkan. Pelajaran yang bisa dipetik darinya adalah bahwa kehidupan
dunia penuh dengan cobaan dan ujian. Hal ini sebagaimana firman Alloh subhanahu wa ta’ala:
لُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
“Kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada kamilah kalian dikembalikan.” (QS. al-Anbiya’ [21] : 35)
Barang siapa yang bersabar menghadapinya
niscaya ia meraih kesuksesan. Demi mempertahankan kebenaran, sang ibu
dan buah hatinya bersabar dibakar di api yang berkobar, akhirnya mereka
sukses meraih kabar gembira berupa surga yang dipenuhi kenikmatan. Alloh
subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ
بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ
وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. al-Baqoroh [2] : 155)
Ummu Sulaim rodhiallohu anha tabah
dan sabar menghadapi kematian anaknya, namun pada akhirnya ia menuai
kesuksesan. Ia memperoleh keturunan sembilan putra penghafal al-Qur’an.
Marilah kita bersabar dan beradu
kesabaran dalam mengarungi kehidupan dunia ini. Semoga kita meraih
kesuksesan besar, yaitu dimasukkan ke dalam surga-Nya dan dijauhkan dari
api neraka yang menyala-nyala. Alloh ta’ala berfirman:
فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
“…Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali Imron [3]: 185)
Wallohu ta’ala a’lam…
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: ARTIKEL, TAK ADA KESUKSESAN TANPA KESABARAN
Ditulis oleh KELUARGA BESAR WARGA RT.01/09 VTE
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://wargart01.blogspot.com/2016/03/artikel-renungan-motivasi.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh KELUARGA BESAR WARGA RT.01/09 VTE
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar